Kerutan usia tampak jelas di wajahnya. Dengan mata yang tak lagi awas, jari-jari lelaki tua ini telaten menganyam bilah-bilah bambu menjadi caping. Mbah Tubani, satu dari sekian banyak perajin capil nggunung di Desa Karanggebang, Jetis, Ponorogo.
Topi anyaman bambu ini biasanya digunakan petani di sawah untuk berlindung dari panas dan hujan. Capil nggunung bermanfaat besar, namun hanya menghasilkan keuntungan yang tidak seberapa bagi para pembuatnya.
Mbah Tubani mengaku mampu membuat 2 kodi atau 40 topi dalam seminggu. Hasil seluruh penjualan Rp 160 ribu hingga Rp 200 ribu. Separonya habis untuk modal dan sisanya untuk makan.“Kalau dihitung, hasilnya memang tidak seberapa. Daripada menganggur,” katanya dalam bahasa Jawa.
Mbah Tubani Tubani yang mengaku lupa usianya ini bersetia ngurip-uripi capil nggunung.
Info Pemesanan : Dimas Pe Merdeka (085645733000/081234428000/03527157000)
Radio Matrix FM Ponorogo