CARA PEMBUATAN GROUNDING PENANGKAL PETIR

Terdapat 2 cara pembuatan grounding PENANGKAL PETIR yakni Pasak dan Hamparan , kedua cara ini memeliki tingkat kendala berbeda . untuk grounding PENANGKAL PETIR tentu acuan akhir ada di nilai tahanan resistansinya harus dibawah 5 ohm. Dari kondisi tanah di berbagai daerah Indonesia ada dua teknis yang umum bisa dikerjakan dengan mudah ,Grounding Pasak dan Grounding Hamparan . Jenis tekstur tanah yang akan di buat grounding menjadi titik tolaknya.

1. Pembuatan Grounding Pasak
yang dimaksud grounding penangkal petir pasak adalah material logam yang ditanam sebagaimana pasak / paku menghunjam ke dalam tanah dengan kedalaman tertentu , material bisa As Tembaga , As Besi berlapis tahan karat , Pipa Galvanise yang dimasuki BC. Model tanah yang cocok adalah daerah yang bersedimen tanah liat dan endapan lumpur misal Pesisir Pantura , untuk tanah dengan model seperti ini biasanya hasil grounding akan mudah untuk mendapatkan dibawah 5 ohm. Cara Pertama pekerjaan dimulai dari pemilihan lokasi di titik yang dimungkinkan menggunakan aktifitas pengeboran.ideal pengeboran dengan dalam 6 meter dan bisa sampai 12 mtr , untuk pengeboran lebih dari 12 mtr akan sulit bila dikerjakan dengan teknis manual tenaga manusia ,Bila diinginkan dengan pengeboran yang dalam atau pula area yang berbatu yaitu dengan penggunaan alat bor mesin .

Setelah pengeboran selesai material grounding di masukkan dalam lobang dan isi celah dengan material tanah halus dan isi dengan air hal ini di lakukan agar kerekatan tanah dengan material arde semakin sesak .akan jauh lebih baik bila material pengisi celah ini adalah material kondusif misal Bentonit / Semen Kondusif . Cara kedua adalah tanpa melakukan pengeboran, tetapi material grounding langsung ditancapkan dan dipukul sebagaimana Paku Kayu , dengan irama Pukul ~ Putar ~ Pukul ~ Putar menerus sampai di kedalaman yang diinginkan. Ada kendala umum dalam pembuatan grounding penangkal petir pasak ini – Batu . Seringkali di daerah perbukitan akan tampak tanah dipermukaannya tapi menyimpan kandungan batu diperutnya , satu meter mentok batu , dua meter mentok batu . maka teknis pasak sangat tidak berdaya , teknis grounding hamparanlah yang sesuai dengan kondisi ini.

2. Pembuatan Grounding Hamparan
Kondisi lahan bebatuan keras , berkapur dan Porous adalah daerah yang sangat susah untuk membuat grounding hal ini disebabkan muatan listrik akan susah menghantar dan penetralan di daerah kering ,basah dan batu. Adakalanya juga kita menemui tanah yang berkandungan pasir silica tinggi misal di daerah kepulauan Riau , sebuah pasak arde dalam 6 mtr baru menghasilkan nilai tahanan 150 Ohm , setelah diparalel sebanyak 3 buah arde hasilnya tidak sesuai harapan baru turun jadi 125 Ohm . Pernah juga kita mendapati kendala cukup susah dalam pembuatan grounding penangkal petir di daerah Kalimantan Timur pada areal tambang batu bara , Ground Rod di tancapkan sedalam 1,5 meter memperoleh hasil tahanan sebesar 25 Ohm tetapi setelah diperdalam jadi 6 mtr akan semakin besar jadi 50 ohm , Kok bisa seperti ini . Usut punya usut ternyata areal tersebut adalah areal batu bara disisi dalamnya dan hanya 2 meter saja yang berupa tanah. Penanganan atas kondisi lahan seperti ini dengan membuatkan areal serapan muatan listrik dengan mengganti struktur tanah di kanan kiri material yang di tanam dengan tanah liat , humus dengan demikian maka kandungan air dan mineral bisa tahan lama diareal grounding

About the Author